Alquran merupakan mukjizat Nabi Muhammad sekaligus kitab suci umat Islam yang senantiasa dijaga oleh Allah hingga hari kiamat. Nilai Alquran begitu tinggi sehingga mendatangkan keutamaan dan pahala yang berlimpah, baik bagi pewakaf maupun penerima wakaf.
Oleh sebab itulah perbuatan mengungkit-ungkit pemberian itu mengubahkan sedekah menjadi pemberian yang mendatangkan kemudharatan sama ada pemberi atau kepada pemberi. Ia mendatangkan kemudharatan kepada pemberi kerana ia menimbulkan di dalam hatinya perasaan sombong dan takbur dan kerana ia ingin melihat penerimanya hina dina di sisinya dan kerana ia mengisi di dalam hatinya sikap bermuka-muka, menunjuk-nunjuk dan jauh daripada Allah. Ia mendatangkan mudharat kepada kepada penerima kerana ia menimbulkan di dalam hatinya perasaan kalah dan tewas dan mencetuskan reaksi dendam dan membalas dendam."
Begitu juga ketika akan berwakaf, seorang waqif sangat dianjurkan untuk melaksanakan niat, baik dengan diikrarkan maupun dalam hati. Namun sebaiknya, waqif mengikrarkan secara lisan saat berwakaf Alquran sebagai wujud kesungguhan yang lebih nyata.
Al-Khatib al-Syarbini berkata: Ulama telah mentafsirkan perkataan ‘sedekah jariah’ dalam hadis yang tersebut di atas itu dengan maksud wakaf, seperti mana kata Imam al-Rafi’i.
(6) Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah sesuai kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.”
Dr. Wahbah al-Zuhaili berkata: Allah SWT menjelaskan tentang pahala orang-orang yang berinfaq dan pahala berinfaq dalam setiap keadaan dan waktu. Barangsiapa yang bersedekah – baik pada waktu malam atau siang hari, dengan cara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, dalam keadaan dirinya sendiri memerlukan atau tidak – maka baginya pahala yang sempurna di sisi Tuhan.
إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ عَنْ أَهْلِهَا حَرَّ الْقُبُورِ، وَإِنَّمَا يَسْتَظِلُّ الْمُؤْمِنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ
وَمَا لَكُمْ أَلَّا تُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ * مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ
Your browser isn’t supported any more. Update it to have the best YouTube knowledge and our newest capabilities. Learn more
Terdapat tiga jenis hukum infaq (bergantung pada sasaran infaq atau kepada siapa dan untuk apa harta tersebut diinfaqkan)
Pada zaman modern day seperti sekarang, wakaf berupa Alquran tidak harus dalam wujud fisik secara langsung, tetapi berupa uang yang disetorkan ke lembaga. Kemudian, lembaga pengelola wakaf tersebut akan membelanjakan uang untuk membeli Alquran wakaf.
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Pewakaf harus memastikan Alquran yang akan diberikan dalam kondisi yang baru dan baik. Sebab, click here Allah melarang seorang muslim bersedekah dengan harta yang buruk, bahkan harta tersebut pun tidak ingin digunakan oleh pemilik.